Pusat Gempa Bumi pada saat terjadinya gempa, biasanya Bada Meteorologi dan Geofisika (BMG) langsung mengumumkan letak pusat gempa. Apa sebenarnya pusat gempa bumi itu?
Meskipun sering pusat gempa bumi digambarkan/diwakili dengan suatu titik tetapi sebenarnya gempa bumi yang terjadi merupakan suatu area (daerah patahan). Penggambaran titik (dot) yang mewakili asal mula sumber di mana pertama kali energy dilepaskan. Pusat gempa bumi dikenal dengan hiposentrum (hypocentre), yaitu tempat terjadinya perubahan lapisan batuan atau dislokasi di dalam bumi sehingga menimbulkan gempa bumi. Hiposentrum memuat data Lintang dan Bujur gempa ditambah kedalaman dari gempa bumi tersebut. Sedangkan episentrum (epicenter) adalah posisi gempa tegak lurus terhadap hiposentrum ditarik ke permukaan bumi digambarkan dengan letak LIntang dan Bujur bumi.
Berdasarkan kedalaman gempa dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
- Kedalaman dangkal, biasanya gempa bumi yang terjadi pada kedalaman di bawah 60 km dan biasanya yang disebut dengan normal untuk gempa-gempa yang mempunyai kedalaman 33 km.
- Kedalaman menengah, untuk gempa-gempa yang mempunyai kedalaman 60 sampai dengan 300 km di bawah permukaan bumi
- Kedalaman dalam, untuk gempa-gempa yang mempunyai kedalaman lebih dari 300 km. gempa yang terdalam yang pernah dicatat mempunyai kedalaman 700 km.
Pusat gempa bumi ini bisa terjadi di daratan maupun di dasar laut. Bila hiposentrum terletak di dasar laut dengan kekuatan yang besar maka getaran gempa bumi yang terjadi dapat menimbulkan gelombang air pasang yang sangat besar dengan ketinggian mencapai puluhan meter. Gelombang air laut yang besar seperti ini dinamakan tsunami, bersifat sangat merusak dan dapat memporak-porandakan segala sesuatu yang diterjangnya di tepi pantai. Jadi memang pusat gempa bumi memang patut dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar