Tindakan setelah gempa bumi terjadi


Berikut ini beberapa hal yang dilakukan setelah terjadi gempa bumi;
Tetaplah tenang. Usahakan tetap berkumpul bersama keluarga, jangan sampai ada anggota keluarga yang terpisah.
Cek diri kita dan anggota keluarga apabila ada yang terluka. Karena orang sering lupa dengan keselamatan diri sendiri. Kita akan lebih peduli pada orang lain jika kita tidak terluka.
Jangan masuk ke dalam rumah yang rusak parah karena mungkin masih ada gempa susulan. Meski gempa susulan selalu lebih kecil kekuatannya dari gempa utama , namun masih memiliki daya rusak. Rumah yang semula retak, dengan adanya gempa susulan , bisa menjadi roboh. Karena itu jangan masuk ke dalam rumah hingga mengetahui situasi dari pihak yang berwenang.
Bila terpaksa masuk ke dalam rumah karena ada keperluan mendesak (seperti mengambil seluler, mengambil tas perbekalan, dan sebagainya) tunggulah saat yang tepat. Misalnya, sesaat setelah terjadi gempa susulan segeralah masuk rumah dan secepatnya mengambil barang yang diperlukan, lalu kembali ke luar rumah.
Bersihkan rumah dari cairan yang mudah terbakar.
Bila ingin membuka lemari, bukalah dengan hati-hati. Karena mungkin pintu bergeser sehingga susah membukanya secara manual.
Setelah merawat diri sendiri, bantulah orang yang terluka atau orang yang terjebak dalam reruntuhan. Hubungi kantor polisi dan rumah sakit terdekat kemudian berikan pertolongan pertama. Jangan memindahkan orang yang mengalami luka serius, kecuali jika mkereka dalam keadaan lebih bahaya. Utamakan orang yang masih hidup. Biasanya, orang yang panik akan menolong terlebih dahulu orang yang sudah meninggal, padahal seharusnya kita berusaha menyelamatkan yang masih hidup.
Pindahkan semua orang jika ruangan dianggap tidak aman untuk dihuni, setelah gempa bumi, perbaiki atau robohkan bagian yang dianggap membahayakan.
Bantu tetangga yang memerlukan bantuan tambahan, terutama bayi, orang tua jompo dan orang cacat.
Mintalah informasi dari pihak yang berwenang, khususnya kantor Badan Meteorologi dan Geofisika setempat. Jangan mudah percayadengan sms, kabar dari mulut ke mulut, berita di internet dan sebagainya. Pada saat gempa bumi di Yogyakarta, 27 Mei 2006 , masyarakat dibuat panic dengan issue tsunami hingga mereka kalang kabut berlarian. Dilaporkan, ada beberapa kasus pencurian sepeda motor saat kehebohan itu. Biasanya, issue dimunculkan oleh pihak-pihak yang ingin memancing di air keruh atau memanfaatkan suasana. Seorang pengungsi gelombang tsunami di Cilacap menyatakan karena terpengaruh isu tsunami susulan yang lebih besar, harta bendanya dijarah orang.
Bila ingin mengungsi, sebaiknya anak-anak dan perempuan yang diungsikan, sementara kaum laki-laki tetap berada di tempat agar dapat secara bersama-sama dengan warga masyarakat melakukan pengamanan lingkungan.
Ajaklah beberapa orang untuk membuat dapur umum dan posko. Dalam hal dapur umum, utamakan memberikan pertolongan pada lanjut usia, anak-anak dan kaum perempuan.
Penanganan Korban
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar . karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka hendaknya kita siap sedia memberikan pertolongan.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
  1. Segera melakukan pertolongan pertama terhadap korban. Karena itu, tas perbekalan sangat penting dipersiapkan
  2. Segera bawa korban yang parah ke rumah sakit terdekat.
  3. Bila dampaknya parah hendaknya segra pergi ke tempat evakuasi.
Menangani Mayat
  1. Hendaknya mayat korban gempa bumi segera dikuburkan agar tidak menimbulkan bau busuk
  2. Mayat tidak harus dikuburkan di pemakaman umum
  3. Kremasi mayat jangan dilakukan jika bertentangan dengan norma-norma adat dan agama setempat.
  4. Tiap mayat harus diidentifikasi. Mayat yang tak teridentifikasi harus dikubur dengan cara yang memungkinkan suatu saat dapat diidentifikasi.
Mengatasi Trauma pada anak-anak
  1. Berbicara pada anak-anak tanpa menghakimi
  2. Biarkan jika anak-anak menangis dan jangan paksa untuk selalu tegar
  3. Selalu mendampingi anak agar mereka merasa dilindungi.
  4. Memberikan kegiatan pada anak-anak (missal, menggambar, membuat puisi, menulis, dll).
Komunikasi / Informasi
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali untuk bersikap tenangdan bertindak sesuai informasi yang benar dari pihak berwenang, seperti Badan Meteorologi dan Geofisika, polisi, petugas PMK, atau PMI. Jangan bertindak karena informasi yang tidak jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar